Pages

Rabu, 15 Februari 2012

Posted by Maulana Punto "Putu_Godhen" on 18.27

Sepenggal cerita rakyat

Gunung Nglanggeran, nama Nglanggeran berasal dari kata pelanggaran, hal ini terjadi karena barang siapa yang melakukan kejahatan / pelanggaran hukum (nerak angger-angger) akan tertangkap dan terhukum dengan sendirinya.
Gunung Nglanggeran awalnya merupakan puncak dari Gunung Merapi. Konon, pada suatu malam Raden Hanoman yang berwujud seekor kera putih bermain dan ingin mengambil bintang di langit. Untuk menggapainya ia menginjak puncak Gunung Merapi sebagai pijakannya. Karena tidak sampai juga, kemudian puncak gunung tersebut ditendang (dipancal). Bongkahan batu puncak gunung tersebut kemudian ditangkap oleh Punokawan (Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong). Dalam usahanya menangkap bongkahan batu, karena beratnya batu tersebut kakinya menjejak ke tanah hingga mengakibatkan tanah di bawah kakinya mengeluarkan air dan akhirnya tidak berhenti mengalir sehingga menjadi mata air. Mata air tersebut terbentuk sebesar ’dandang’ (alat menanak nasi) yang berada di daerah Kemadang yang kemudian dikenal dengan nama ”sedandang”. Bongkahan batu puncak Gunung Merapi tersebut rencananya akan dibawa ke daerah selatan menggunakan kayu jarak, akan tetapi di tengah jalan kayu tersebut patah dan bongkahan batu tersebut jatuh di daerah Nglanggran, sehingga disebut sebagai Gunung Nglanggeran.
Punokawan (Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong)
Gunung Nglanggeran juga disebut sebagai Gunung Wayang karena bentuk fisik dari gunung tersebut menyerupai alat-alat dalam pewayangan misalnya kelir, blencong, dan brucu. Batu-batu di Gunung Nglanggran yang menyerupai bentuk alat-alat tersebut dinamai sesuai bentuknya, sehingga Gunung Nglanggeran terdiri dari Gunung Blencong, Gunung Kelir, Gunung Brucu, dll. Gunung Nglanggeran mempunyai cerita tersendiri tentang tokoh pewayangan, yaitu Raden Ongkowijoyo. Sehingga gunung ini juga disebut sebagai Gunung Ongkowijoyo. Dalam tradisi pementasan wayang kulit di daerah Ngalanggeran tidak diperbolehkan mengangkat cerita tentang Raden Ongkowijoyo. Apalagi cerita tentang Raden Ongkowijoyo kalah/tewas dalam peperangan/ pertempuran. Bila ada yang melanggar akan terjadi musibah. Bahkan menurut pengalaman yang pernah terjadi pada saat pertunjukan wayang itu digelar terjadi ’rajapati’ (pembunuhan)

0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin

Search Site